Finally, Happiness Found Me :)

And I know what I have to do now. I gotta keep breathing. Because tomorrow the sun will rise. Who knows what the tide could bring?
Cast Away.  

Kurang lebih setahun di tahun 2014, saya hanya mencoba untuk bernapas. Karena sedang ada lubang di hati saya pada waktu itu. 

Menjalani hari demi hari. 
Kerja. 
Menutup telinga dari jeritan hati. 
Sampai kami akhirnya bertemu dan memutuskan secara logis.
Dimana hal itu tidak sepenuhnya benar. Saya rasa, takdirlah yang menuntun hati dan pikiran ini. Dan alam bawah sadar saya percaya sepenuhnya dengan destiny ini.

Desember 2014 kemarin, di usia 29 tahun akhirnya my magical day ever has come.... mari kita flashback ke sebulan sebelumnya. 

Apa yang membuat saya berkata "Yes, I Do' saat dia propose? 

Mungkin pengaruh angin laut, sunset time di dermaga Ancol dan romantic dinner enough? 
Or not. 

Sehabis putus hubungan dari R, terus terang saya lelah. Lelah untuk mencari 'the one' dalam hidup. Karena waktu dengan R. kami klik dalam segala hal. Suka jejepangan, suka film yang sama, punya mimpi yg sama utk traveling bareng, punya visi yang sama tentang masa depan. Dengan yang seperti itu aja jalannya tidak bertemu. Bagaimana dengan yang lain? Bikin saya mematikan rasa.

Tapi kemudian nyokap kembali mengenalkan dengan anak temennya, lagi. Untuk bisa saya kenali, daaan…semuanya ngalir begitu aja. Saya sangat sangat enjoy jalan sama dia. Terus, walaupun beberapa kali bete karena beberapa kali pilihan nonton film ataupun pilihan tempat makannya gak match. Tapi dia nge drive saya terus untuk ngobrol, untuk sharing dan terakhir menanyakan apa yang ada di hati. 

So, saya berpikir. Inilah saatnya saya berhenti berpetualang. Saatnya saya mempunyai seseorang tetap yang bisa saya jadikan senderan saat lelah. Dan mulai menata ulang masa depan saya. Menata kembali semua goal dan mimpi dengan memasukkan seseorang tambahan di dalamnya. 

Gak bisa dipungkiri, faktor kemapanan dia juga yang menjadikan proses penerimaan saya dan nyokap berjalan sangat smooth. Dia udah punya rumah di tangerang, sama-sama tipe pekerja keras juga dan anak paling terakhir, jadi gak terlalu ribet lah yaaa…

Yang paling bikin surprise adalah karena ternyata saya haus dimanja LOL 
Efek bertahun-tahun mandiri, saya jadi seneng banget di -nduseli  kepalanya hahaha, mas hermawan memberikan sentuhan2 fisik yang...pas, gak berlebihan, dan bertanggung jawab secara dewasa. 

Disinilah maksud saya, sudah cukup berpetualang. 

Jujur aja, dulu waktu umur saya 19 tahun dan mas pacar usianya 29 taun (saya mungkin udah pernah cerita cowok ini sekilas? No? ). Pacaran gw super hot sampe saya tahu bentuk badan seorang pria seperti apa. (dipikir2, makanya dulu jaman masih aktif fandom saya lancar banget ya bikin fanfic ero, remember? XD)

But nope, saya gak sampai melakukan making love, kalau yang dimaksud dengan hal itu adalah penetration man's thing. 

I'm still virgin, secara fisik, tapi gak secara hati dan mental (karena curhat2an sama temen kostan dan beberapa orang lainnya, rata-rata ya memang aktivitas pacaran kan memang itu) 

Bahkan, belajar kissing sudah saya lakukan di jaman SMA dengan 2 pacar sewaktu di SMA.

THATS WHY KITA DILARANG PACARAN YAAAAA. Untunglah kalo saya selalu inget nasehat nyokap untuk selalu jaga diri. jadi gw selalu menjaga diri gw. Ini juga yang sering gw bahas sama C, salah satu istrinya nino yg sekarang rajin ngaji. Karena punya background story yang kurang lebih mirip. Dan kita bertekad lebih baik lagi dan semakin baik lagi dalam hal agama.

Terus, sehabis dengan pacar yang 29 tahun itu, rentang waktu 20-26 tahun saya beberapa kali jatuh hati dan relationship menggantung. Friendzone? Pernaaaaah... Hanya jalan sekali dengan pria? Pernaaah juga. 

Lalu, mungkin saya pernah mention beberapa kali tentang mempunyai mantan terindah? Karena di pria tersebut gw menemukan apa yang gw mau (kemapanan-dari segi tajirnya-, ketampanan, rajin shalat juga, cara gaul dll dsb)
Well, sebenernya itu mah bukan mantan juga, saya jatuh hati dengan pria ini, sebut namanya E. Saya dan dia satu inner circle dengan teman lainnya. Tapi ternyata tanpa diketahui kita-kita, E sudah tunangan dengan seseorang. Tapi tidak menyurutkan saya untuk jujur kepada dia tentang perasaaan saya. 

Jadilah, dia terkadang antar jemput saya kuliah (dulu saya kuliah sambil kerja) dan doing pacaran thing. Dia bilang, semuanya datang telat ya dit. Coba kenal loe lebih cepet.
(dipikir2 mungkin dulu dia kasian ya sama saya, yg naksir berat sama dia tapi dia udah tunangan). Apapun, gw menghargai E mau melakukan effort itu untuk gw. Dan sehabis dia married, Sekalipun tidak pernah kontak dalam bentuk apapun. Baru tahun ini aja, karena hubungan pekerjaan dan gw udah bisa ngetawain masa lalu gw sama dia.

Jadiiiii, saya udah merasa cukup lah. Cukup.
Masa muda gw diisi dengan senang. Jalan ke sana ke sini, makan apapun yg saya mau, pernah nyobain clubbing tiap minggu (ingat, saya itu kepo dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi). But nope, gak sampe ketergantungan, nyobain mabok cuma sekali, selebihnya gak kuat dengan club yang penuh sesak asep rokok.
Pernah ngerasain kaya Karin dimana selalu di flirtingin sama banyak cowok #kibaskerudung. Sebagian besar mimpi gw udah tercapai, ke Jepang, nerbitin buku (walaupun rame2 dan indie publisher) kerja di agency, pernah ngerasain ditinggal kawin, pernah mengalami cinta yang sangat indah, pernah ngerasain kerja sambil kuliah dimana rasanya hidup berasa mati rasa dan masa depan sangat suram (saat itu)

I'm not proud nor shame about all of this. Karena saya menilai diri sendiri selalu penuh keingintahuan dan semuanya itu adalah proses pendewasaan diri. Kalau kalian penasaran, orangtua saya itu sangat –sangat – sangat strict, ditambah saya yang sangat kepo dan gak mau diatur, jadilah saya mengalami berbagai macam percobaan hidup seperti diatas. Jadi nanti kalau punya anak, berusaha jadi sahabat anak ya guysss..

Feel enough, saatnya gw settled dan mempunyai seseorang di mana saya bisa sangat menggantungkan diri. Setelah selama ini menjadi cewe kuat yang sangat mandiri.

E pernah bilang sama gw “menikah itu bukan karena kita cinta lalu kita siap, tapi karena kita siap maka siapapun yang ada di sebelah kita saat itu adalah jodoh kita”


Dan saat akhirnya mas Hermawan propose resmi bareng kedua orangtuanya dan keluarga datang ke rumah, it feels… magical day ever. Penuh haru saat bokap nyokap mengiyakan dan menitipkan gw ke dia :”)

Jadi, doakan saja,  semuanya smooth sampai nanti hari H. Sampai nanti hari2 setelahnya. Saya sudah mulai terbiasa dengan kehadiran dia dalam hidup. Dan mudah-mudahan, dengan tingkat pemahaman agama seperti mas Hermawan ini, dia mampu jadi imam saya dunia akhirat.

Sepertinya sudah semua, yang jelas 6 bulan sampai setahun ke depan kita akan ngekost/ngontrak di sekitaran kantor. Sampai rumah yang di Tangerang terjual dan kita rencana pindah nyari rumah di Bogor. Ritme kerja dari mas Hermawan pun sepertinya cocok untuk saya yang masih mencintai kebebasan. Terkadang 4 hari di luar kota, atau terkadang ngeliput di hari Sabtu minggu. 

Mudah-mudahan saya benar-benar menikah untuk sekali seumur hidup. Well yah… sudah banyak contohnya di sekitar kita, banyak yang divorce dan jadi single parents. Dengan berbagai alasan. Di antara arashian pun ada. So, finally happiness find me. 



Update 240515 : Saya sekarang sudah 5 bulan menikaaaah, yeayyy! Catatan ini dishare pada teman terdekat saya menjelang pernikahan. Dan masih akan ada cerita-cerita selanjutnya. Pengalaman penuh kejutan. Juga pengalaman-pengalaman lain. 



xoxo
D


Comments

Popular Posts